Focus on your strenght not your weakness - that what my boss kept saying to me, pak Jo,my boss, tought me alot about parenting and his way of thinking and salah satu-nya adalah "Focus on your strenght not your weakness"
jika seorang anak mendapat nilai 9 untuk bahasa inggris dan nilai 5 untuk matematika, maka biasanya di dunia pendidikan indonesia, anak ini akan dikasih les matematika oleh orangtuanya, and lebih hebatnya lagi semua effort orang tua ini akan difokuskan pada kemampuan matematika-nya, kalo bisa matematikanya juga dapat nilai 9 seperti nilai inggrisnya, lalu pelajaran bahasa inggrisnya gimana ? biasanya dicuekin ama orang tuanya, toh dah dapet nilai 9 buat apa di les-in lagi - bisa2 si anak stress karena dia gak suka matematika tapi dipaksa untuk menguasai matematika, bukan sekedar menguasai tapi diharapkan jadi ahli lagi-
ini yg disebut dengan focus on your weakness not your strenght -fokusnya pada pelajaran matematika dimana anak itu lemah dan bahasa inggrisnya dicuekin, strategi yg benar seharuisnya orang tua berusaha untuk meningkatkan nilai matematikanya ke angka standar kelulusan, dan memberikan peluang sebesar2nya untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggrisnya, karena sudah jelas2 anak ini berbakat di bahasa inggris, siapa tau dimasa depannya karir dengan bahasa inggrisnya akan membawa anak ini ke tangga sukses.
Focus on your strenght not your weakness - juga diterapkan di kantor gw di M-Stars,disini gw melihat job-fit is everything ketika kita menghire seseorang, we expect d best from him/her dan tentu saja, sudah ada job desc yg kita siapkan atau paling tidak sudah ada goal yg kita tentukan, apakah itu mencapai tingkat sale, menyelesaikan proyek dll
ternyata mencari job-fit itu gak mudah, beberapa kasus we have to let go a person karena tidak fit ke posisinya, we try to rotate this person so we can find his/her strenght, and if we didn't find it i guess we have to let go -and letting go, it's hard to do, bukan karena dia gak perform tapi karena kita manajemen have failed untuk menghire orang yg benar, dan meng-coach orang itu agar bisa perform di pekerjaannya, and "hiring and letting go" berhubungan langsung dengan nasib orang itu, so it's very hard to do
How do you find your self fit in your job atau how do find a job that fit to you ?
1. Lihat kekuatan di diri lu
kalo kita gak bisa menemukan kekuatan dalam diri kita, I dont blame you, I blame Indonesian Education Institution - dari dulu kita emang di push untuk ahli dalam segala hal, so i dont blame you, tapi ada cara sebenarnya,.. dalam sepanjang masa kita sekolah, kita suka pelajaran apa sih ? and kenapa kita suka pelajaran itu ? atau gak waktu kecil kita paling jago dibidang apa ?
hal2 yg menarik untuk kita and bidang2 yg kita jago, itu adalah kekuatan kita, bisa saja kekuatan tersebut adalah : jago gambar, jago analisa, jago menghitung, sangat teliti, suka mengorganisir, bahkan jago ngomong.
gw ada temen yg nilai sekolahnya pas-pasan semua, gak ada yg bisa dibanggakan, olahraga kagak jago, nilai 6 semua, lulus aja udah bagus, tapi dia jago dalam berbicara, mulutnya alus banget, and mampu korek2 rahasia dari orang lain, bener2 keren, orang bilang di cocok untuk jadi marketing, tapi dia gak cocok karena dia gak suka menjual, so ? gimana donk ? temen gw ini cocok untuk jadi customer relation, karena dia gak usah jualan tapi pinter ngerayu orang, atau mungkin di lembaga riset, dia cocok banget dalam cari2 info dari orang2 (cari insight)
intinya focus on your strenght cari kekuatan dalam diri lu, selalu ada profesi untuk kekuatan mu, contoh temen gw yg gak punya modal apa2 kecuali kemampuan dia untuk "silat lidah", dia mampu survive dengan "silat lidah"nya
2. focus on pertumbuhan pribadi dan karir
your job or profession harus sejalan dengan pertumbuhan diri lu, lu harus merasa dengan mengerjakan pekerjaan ini lu belajar banyak banget, problem akan selalu ada, and kita merasa terpacu untuk menyelesaikan problem itu (good stress), itu adalah tanda your job fit with you
And dengan pekerjaan kita yg sekarang membuka banyak pintu untuk pengembangan karir dimasa depan gak harus karir di kantor yg sekarang, kita tetap harus terbuka kepada kemungkinan bekerja di kantor yg lain atau bahkan buka usaha sendiri. - love your job but not your office-
pekerjaan kita harus menjadi aktualisasi diri kita - coba cari pekerjaan apa yg kita rela kerjakan tanpa dibayar- ini extrimnya, when you find it, u'll find a gold mine
kalau belum ketemu aktualisasi diri kita, jangan takut terus aja berjalan, nanti lama2 kita akan tau pekerjaan apa yg memuaskan jiwa kita,
I have a friend, dia gak perform di kantornya yg lama, saking gak performnya dia sampe depresi, tiap hari dia akan datang ke kantor pas2an and pulang teng go, bahkan kalo bisa sebelum jam pulang, pekerjaan ditinggal gitu aja, dia bener2 gak suka sama kerjaannya, and then dia memutuskan untuk pindah kantor (sebuah langkah yg berani) , ke pekerjaan yg asing di industri yg jauh berbeda dari pendidikannya, di pekerjaan yg lama dia berfungsi mostly sebagai administrasi, selalu disuruh, di pekerjaanya yg baru dia mulai making decision, di kantornya yg baru pekerjaan sangat di delegasikan manajemen menaruh kepercayaan yg besar kepada anak buah, and guess what, karirnya meningkat pesat, performanya meningkat terus, bahkan sekarang dia jadi workaholic (negative side effect). teman gw yg satu ini telah berhasil menemukan pekerjaan yg membuat dia bertumbuh terus, dia mengaktualisasikan dirinya.
And the list stop right here, gw gak mo perpanjang listnya, karena menurut gw 2 hal ini sudah cukup untuk mencari job fit kita:
1. Focus on your strenght not your weakness
2. Focus on pertumbuhan pribadi dan karir
Last but not least - Have Faith in God -
and banyak2 ngobrol sama orang, biar tau macam2 profesi yg mungkin aja cocok sama kita
Kalo dari pengalaman hidup gw :
1. focus on your strenght --> waktu gw naik ke kelas 3 sma, gw adalah orang yg bisa masuk IPA namun memutuskan untuk masuk IPS, karena gw tau, kalo gw di IPA gw gak focus on my strength, waktu gw memutuskan untuk masuk IPS satu sekolah heboh, keluarga gw juga heboh, di dunia pendidikan waktu itu anak IPS dianggap lebih bodoh daripada anak IPA, kalau masuk IPS peluang kerjanya lebih kecil dari IPA, well i must say, pandangan seperti itu salah besar, I'm at my best sekarang, karena gw tau kalo gw masuk IPA gw pasti bisa lulus tapi gw gak focus pada strenght gw, gw suka sama IPS, karena semua bisa gw mengerti, waktu kelas 3 SMA dan waktu gw kuliah gw hepi banget karena gw ngerti pelajaran yg dikasih ke gw, gw gak menghafal, semuanya itu logis, coba gw masuk ke IPA gw gak ngerti cosinus dan tangen, pasti yg ada gw menghafal cara kerja matematika, bukannya mengerti, malah IPS membuka banyak pintu di kehidupan gw.
2. focus on pertumbuhan pribadi dan karir
as a freshgrad gw digaji 1,7 jt bahkan pada masa gw, itu gaji yg kecil bahkan cenderung pas-pasan tapi gw terima aja, pekerjaan yg dikasih ke gw berat and stressful, but i stick on to it, karna di pekerjaan itu gw kayak anak kecil yg masuk ke pabrik permen, banyak banget hal yg menarik disana, banyak hal yg gw gak mengerti and gw belajar banyak tiap hari and tentu saja gw belajar dengan problem, banyak banget problem yg harus gw hadapi, semakin banyak problem semakin banyak gw belajar - i see my self growing- karena problem yg gw hadapi makin hari makin berat, semakin berat problemnya semakin besar kemauan gw untuk berhenti, tapi gw gak pernah ambil keputusan untuk berhenti gw selalu berusaha untuk mengatasinya, dengan demikian gw growing terus.
Sampai akhirnya gw sampe di posisi gw sekarang, with bigger problems and bigger salary ;p he he he
With bigger problems, I learn bigger things and I become bigger in Live, with God on my side all things are possible
Tidak ada komentar:
Posting Komentar