A simplified approach, gw aware approach yang digunakan terlalu di sederhanakan dan bisa di tafsirkan kedalam berbagai persepsi yang debateable, so if you want to debate please do, tangkep intinya aja :)
Defenisi
Defenisi awal yang akan kita gunakan adalah :
Blue collar worker , adalah tipe pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan khusus/special seperti buruh pabrik, OB, admin,atau front liners (sales, SPG) salah satu cirinya adalah pengganti pekerja tipe ini sangat mudah didapat di pasar
White collar worker, adalah tipe pekerja yang mempunyai ketrampilan khusus/special seperti, supervisor, manajer, IT Specialist, dll salah satu ciri yang mencolok adalah mencari pengganti tipe pekerja seperti ini membutuhkan waktu yang cukup panjang
Findings
Mengacu pada teori Maslow maka setiap individu mempu
nyai 5 macam kebutuhan berdasarkan tingkat prioritas (1-5) dimana tingkat 1 adalah tingkat yang tertinggi dan 5 adalah yang terendah
1. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
2. Penghargaan (Self esteem)
3. Diterima lingkungan (Social Needs)
4. Rasa Aman (Safety)
5. Kebutuhan Fisik/Primer (physiological Needs)
Tentu saja menghandle pekerja blue collar tentu berbeda dengan cara menghandle white collar, concern inilah yang membuat gw riset literature mencari cara terbaik untuk menghandle 2 tipe pekerja ini seperti apa, dan hasilnya gw share dibawah :
Ranking | White Collar | Tipe Maslow | Blue Collar | Tipe Maslow |
1 | Gaji | Kebutuhan Primer | Gaji | Kebutuhan Primer |
2 | Promosi | Kebutuhan Primer & Penghargaan | Promosi | Kebutuhan Primer & Penghargaan |
3 | Peraturan Kantor (wewenang, job des, atasan yang kompeten) | Social Needs | Asuransi Kesehatan | Kebutuhan Primer |
4 | Asuransi Kesehatan | Kebutuhan Primer | Transportasi | Kebutuhan Primer & Safety |
5 | Transportasi | Kebutuhan Primer & Safety | Peraturan Kantor (wewenang, job des, atasan yang kompeten) | Social Needs |
Dilihat dari table diatas, bidang2 sudah disederhanakan menjadi 5 bagian saja, disini perbedaanya sudah bisa terlihat, gw simpulkan sbb :
Dari pemaparan yang singkat ini, maka secara singkat bisa disimpulkan, motivasi yang utama untuk :
blue collar adalah pemenuhan kebutuhan primer mereka, jadi bentuk2 motivasi seperti bonus harian, insentif tepat waktu, extra makan siang, uang transportasi harian, dan berbagai insentif jangka pendek yang langsung bisa mereka dapatkan adalah tools manajemen yang efektif untuk memotivasi pekerja blue collar
So, jangan bicara mengenai kemungkinan bisa memberikan kontribusi lebih ke blue collar karna bagi mereka itu hanya mimpi yang sulit untuk diraih, bicaralah ke blue collar mengenai insentif harian yang bisa diraih, bonus bulanan, dan hal-hal primer lain yang bisa digapai dengan cepat oleh mereka
Bagi whitecollar perlu di kombinasi dengan social needs mereka, seperti peraturan kantor yang memberikan wewanang bagi white collar untuk bekerja, kepangkatan, kesempatan untuk berkontrobusi lebih, pada intinya bagi white collar prestige dan kesempatan untuk mendapatkan pengakuan lebih dari lingkungan sekitar menjadi management tools yang baik untuk memotivasi white collar worker
Untuk White Collar pemenuhan kebutuhan primer (gaji dan promosi) tentu saja menjadi kebutuhan utama, namun white collar membutuhkan apresiasi lebih yang lebih mengarah kepada prestige dan pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh white collar, so silahkan bicara mengenai mimpi-mimpi dan value-value abstrak kepada white collar, self development yang bisa capai oleh white collar.
Dunia Yang Berubah
Challenge yang ada di dunia kerja sekarang adalah, perbedaan antara white collar dan blue collar sekarang semakin tipis, contohnya saja, apakah seorang design grafis, staff accounting, staff finance adalah white collar atau blue collar ?
Dengan meningkatnya kompleksitas dunia bisnis, standar pekerja pun meningkat mungkin 15 tahun yang lalu seorang desing grafis masuk kedalam kategori white collar namun dengan semakin banyaknya profesi design grafis yang menyebabkan banyaknya resource design grafis pada saat ini bisa saja masuk kedalam kategori blue collars.
So menurut saya, bisa saja design grafis pemula (visualizer) masuk kedalam kategori blue collars dan seorang creative director (tingkatan lebih tinggi dari design grafis didunia agency) termasuk kategori white collars
Intinya adalah define your white collars and blue collars carefully karena pekerjaan yang menggunakan skill n computer canggihpun dimasa sekarang bisa masuk dalam kategori blue collar.
Have fun identifying your workers and motivating them with the right tools