Jumat, 09 Juli 2010

Personal Touch in Creating “A Player”

Jack Welch mantan CEO GE, memperkenalkan konsep A,B dan C player, dimana A adalah kategori pekerja/karyawan yang paling perform, kategori B adalah pekerja/karyawan yang biasa-biasa saja, dan kategori C adalah karyawan yang tidak perform.

Menurut Jack Welch pada umumnya terdapat 10% kategori A, 70% kategori B dan 20% kategori C, dan karena mereka yang dikategori B adalah mereka yang biasa- biasa saja, pada umumnya sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, karena itu dengan keberadaan karyawan kategori C bisa merusak karyawan kategori B, karena itu lebih baik kategori C diterminated atau di berhentikan saja.

Untuk meningkatkan Revenue atau mencapai tujuan organisasi tentunya tidak mungkin dicapai oleh satu orang sendiri, itu adalah hasil kerja seluruh team, kinerja team ditentukan oleh individu yang ada didalam team tersebut. Artinya semakin banyak individu tipe A, maka kemungkinan berhasilnya tim tersebut makin besar.

Pertanyaannya adalah gimana caranya mendevelop anggota tim menjadi individu tipe A ?, ada 8 hal yang berdasarkan pengalaman saya dan juga berbagai sumber literatur berkontribusi besar terhadap proses penciptaan individu tipe A

1. Beritahu peran, tanggung jawab dan parameter kinerja individu tersebut, maksudnya bukan micromanagement, atau one man show, tapi lebih kearah memberikan arahan yang jelas, memberikan parameter2 yang perlu mereka capai.

2. Disiplin, patuhlah pada peraturan kantor, apapun strata anda, hukumlah mereka yang melanggar, disiplin membuat suasana menjadi supportif dan kondusif, nyatakan dengan jelas apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

3. Bangkitkan Excitement didalam diri team kita, excitement mengenai produk-produk kita, mengenai pekerjaanya, selaraskan “personal goal” tiap individu dengan pekerjaannya, bila seorang individu tidak bisa melihat “personal benefit” dari pekerjaannya, maka excitement-pun tidak akan tercipta. Personal goal bisa beragam bentuknya, mis : pengembangan diri, karir, uang untuk kuliah, uang untuk mobil baru, dll

4.Berikan appresiasi, puji karyawan yang berhasil karena hal ini akan memberikan motivasi dan tambahan kekuatan moral, jangan pertajam atau jangan ungkit-ungkit kelemahan team kita, ciptakan perayaan yang merayakan keberhasilan –keberhasilan yang dicapai tim, walaupun hanya perayaan kecil. Kirimkan email pribadi yang memuji keberhasilan individu, berikan sapaan, obrolan kecil disaat istirahat, lakukan “personal touch”

5. Jangan Ancam, tidak ada manusia yang mau diancam atau ditakut-takuit, jangan pernah memaki, jangan pernah marah tanpa kendali, hal-hal tersebut tidak produktif. Mengancam dan menakut-nakuti selalu menghasilkan hal – hal yang negative daripada positif, bila hasilnya pun positif biasanya motivasinya salah, dengan demikian kinerjanya tidak akan konsisten.

6. Jadilah Teladan, setiap team membutuhkan teladan dan posisi pemimpin adalah posisi seorang teladan, jadilah teladan dalam hal yang paling kita kuasai. Kita tidak perlu menjadi superman, seseorang yang bisa segalanya, jadilah diri kita sendiri dan fokuslah pada kekuatan2 kita apakah itu kecerdasan kita, karakter kita, keberanian kita, dll

7. Berikan Otoritas, percayakan tugas dan wewenang kepada team kita, mereka mungkin akan melakukan kesalahan, biarkan mereka melakukan kesalahan karena dengan demikian mereka akan belajar, otoritas akan memberikan mereka kepercayaan diri, kepercayaan diri akan membuat mereka berani mengambil keputusan, dan pada akhirnya team kita pun akan berjalan dengan sendirinya dan penuh dengan inisiatif, bukankah kita semua mengidam-idamkan team yang penuh dengan inisiatif dan bukan team yang selalu perlu disuruh – suruh. Didalam team kita butuh partner bukan Robot

8. Jadikan team kita pemenang, tidak ada orang yang mau gagal, seorang pemimpin tidak akan menetapkan target- target yang tak mungkin dicapai, mempertahankan anggota tim yang tidak produktif, atau bertindak dengan tidak adil. Seorang pemimpin akan berdiri dibelakang teamnya dan berusaha untuk menciptakan kondisi – kondisi dimana individu – individu didalam team tersebut dan berhasil dan menjadi pemenang, karena kemenangan team adalah kemenangan kita juga

8 point yang terlihat sederhana namun dalam eksekusinya sangat memakan waktu dan sangat memerlukan "persoal touch" karena rekan - rekan team kita adalah manusia yang bisa merasakan apakah "personal touch" kita tulus atau hanya transaksional saja, "personal touch" yang tulus akan menghasilkan hasil yang maximal.

Toh memang people development adalah usaha yang sudah seharusnya tulus dan bukan transactional

untuk tahu mengenai emotional dan transactional bonding baca : Why do people resign ?

Selamat menciptakan A Player, coz we do need lot’s of A Player

Tidak ada komentar: