Rabu, 13 Juli 2011

The little big thing called Faith - my view tentang denominasi gereja

Sekarang ini gw lagi ngambil cuti 1 bulan dari pelayanan gw di gereja, so hari minggu kemarin di masa cuti itu gw ke gereja istri gw, yang adalah gereja katolik, agama gw adalah kristen protestan

Gw sangat menikmati mengikuti misa di gereja katolik, gw ikuti semua ritual mereka dari membuat tanda salib, berlutut, ritual ucapan2 umat, semua gw ikuti kecuali mengambil hosti.
Gw sendiri sadar kalau gw sebenarnya butuh simbol2 dan gesture2 yang gw gak dapet di kristen protestan, 
  • gw menikmati ketika gw membuat tanda salib, as if gw  menegur diri gw sendiri bahwa ada Allah Tritunggal yang berdiam didalam diri gw,
  • Ketika gw berlutut gw diingatkan bahwa ketika kita masuk ke gereja kita perlu meng-humble-kan diri kita, karena kita secara jasmani dan rohani sedang menghadap Sang Pencipta Dunia
  •  Ketika gw ikut mengikuti ucapan2 rutin umat, gw disadarkan bahwa gw harus beribadah secara komunal, terlibat didalam suatu komunitas bersekutu bersama, dan kata2 yang sudah diarahkan dan ditentukan adalah simbol dari satu hati dan satu pikiran ke Tuhan
Walau hanya kurang lebih 1 jam gw beribadah tapi jiwa gw terasa amat segar dan sangat terbarukan, i do indeed need those rituals

Pengalaman gw itu, membawa pikiran gw melayang ke topik denominasi, dimana tiap-tiap denominasi berjuang untuk meninggikan denominasi masing2, ungkapan2 seperti gereja gw  mainstream, grj lu kecil gak jelas, gereja gw A, gereja gw lebih hebat dari gereja B, gereja C sesat, dll

Gw tidak membenci denominasi, tapi gw memang gak setuju dengan fanatisme terhadap denominasi, ketika satu denominasi melihat dirinya sebagai yang paling benar, itu adalah saatnya denominasi tersebut intropeksi diri, gw sendiri lebih suka pada "Gereja yang Kudus dan Am" sebuah persekutuan diantara gereja.

Denominasi buat gw hanyalah bentuk ritual dan adat istiadat yang kita pandang nyaman dan cocok bagi diri kita, Keselamatan kita tidak ditentukan dari denominasi kita, keselamatan kita ditentukan dari Anugerah Keselamatan yang diberikan oleh Tuhan. Setiap orang pasti punya cara makan yang berbeda, yang satu makan dengan tangan, satu dengan sumpit, satu dengan sendok, ada yang makan sambil duduk, ada yang makan sambil bersila, apakah kita akan ribut dengan teman kita yang makan dengan sumpit ? apakah kita akan membandingkan yang makan sambil duduk dengan yang bersila ? apakah sepenting itu sehingga denominasi pantas untuk diperjuangkan ?

Bukan denominasi yang pantas diperjuangkan, melainkan kabar keselamatan yang pantas di perjuangkan, caranya bisa macam-macam, dan tidak ada cara yang benar-benar bisa di claim sebagai cara yang terbaik karena semuanya berpulang lagi ke Anugerah Keselamatan yang bukan di control oleh kita manusia, tapi dikontrol oleh Tuhan.

Tidak ada komentar: